Waktu Bukanlah Garis Lurus

Diposting oleh Author on Rabu, 03 April 2013

Keistimewaan Angka 9
Waktu adalah Pedang
[salah satu puisi dari Muhammad Iqbal]

Semoga subur makmur makam Imam Syafi'i
Pohon anggurnya telah menggembirakan dunia!
Citanya memetik bintang dari langit
Disebutnya Waktu sebagai pedang yang membabat sagalanya
Apa hendak kukata, bagaimana rahasia pedang itu?
Cahaya dan kilaunya berasal dari hidup ini

Bagi yang memilikinya bebas dari harap dan khawatir
Tanganmu lebih putih dari tangan Musa
Sekali ketuk air muncrat dari tubir gunung
Dan laut jadi tanah
Musa menghunus pedang Laut Merah terbelah dua
Pedang itu pun memberi kekuatan kepada Sayyidina Ali
Yang menaklukkan benteng Chaibar

Revolusi langit begitu jelas
Perkisaran siang-malam amatlah nyata

Lihatlah! Kau yang dibelenggu masa lalu dan masa depan
Pandanglah alam lain dari kalbumu
Tapi mengapa kau semai bibit kegelapan
Kau bayangkan Waktu hanya seperti garis
Waktu cuma kau ukur dengan siang dan malam semata

Kau jadikan ukuran itu pengikat hati tak beriman
Kaulah pembuat iklan kepalsuan seperti arca-arca
Padahal dulu kau unsur yang hidup
Kini mati kering mengabu
Kini kau budak pemuja dusta

Benarkah kau Islam? Ayo, putuskan rantai belenggu itu!
Jadilah pancaran cahaya cemerlang bagi agama orang merdeka
Sebab kau tak tahu asal-usul Waktu
Tak kau kenal kehidupan yang kekal
Untuk berapa lama lagi kau dipenjara malam dan siang?
Petiklah rahasia Waktu
Maka akan kau dapatkan keajaibannya

Bukan matahari yang melahirkan Waktu
Waktu kekal, sedang matahari sebentar akan musnah
Waktu adalah rahasia sinar bulan dan cahaya matahari
Bentangkan waktu
Bedakan masa lalu dan masa depan
Waktu tak berakhir tak bermula
Dia adalah bunga dari taman ruh kita
Mengenal hakikat akan menyegarkan hidup berjiwa baru
Ujudnya lebih syahdu dari fajar
Hidup bermula dari Waktu
Waktu bermula dari hidup


Waktu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia [1997] adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan atau keadaan berada atau berlangsung. Dalam hal ini, skala waktu merupakan interval antara dua buah keadaan/kejadian, atau bisa merupakan lama berlangsungnya suatu kejadian. Skala waktu diukur dengan satuan detik, menit, jam, hari [Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu], bulan [Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November, Desember], tahun, windu, dekade [dasawarsa], abad, milenium [alaf] dan seterusnya.

Tiap masyarakat memilki pandangan yang relatif berbeda tentang waktu yang mereka jalani. Sebagai contoh: masyarakat Barat melihat waktu sebagai sebuah garis lurus [linier]. Konsep garis lurus tentang waktu diikuti dengan terbentuknya konsep tentang urutan kejadian. Dengan kata lain sejarah manusia dilihat sebagai sebuah proses perjalanan dalam sebuah garis waktu sejak zaman dulu, zaman sekarang dan zaman yang akan datang. Berbeda dengan masyarakat Barat, masyarakat Hindu melihat waktu sebagai sebuah siklus yang terus berulang tanpa akhir.

Untuk mengukur skala waktu yang berlangsung sangat cepat, di dalam dunia elektronika dan semikonduktor, kebanyakan orang menggunakan satuan mili detik [seperseribu detik], mikro detik [seper satu juta detik], nano detik [nanoseconds], piko detik [picoseconds], dst.

Dalam dunia fisika, dimensi waktu dan dimensi ruang [panjang, luas, dan volume] merupakan besaran pengukuran yang mendasar, selain juga berat masa dari suatu benda [time, length and mass]. Gabungan dari waktu, ruang dan berat masa ini dapat dipakai untuk menceritakan dan menjelaskan misteri alam semesta secara kuantitatif [berdasarkan hasil pengukuran]. Misalnya tenaga [energi] dinyatakan dalam satuan ukuran kg*(meter/detik)kwadrat atau yang sering kita kenal sebagai satuan watt*detik atau joule.


Ruang dan Waktu
Hukum relativitas Einstein tentang waktu akan menjadi lebih jelas "teori relativitas itu dapat meleburkan waktu mejadi waktu-ruang", yang bagi kaum materialistik benda itu menjadi lebih nyata daripada fikiran yang terapung-apung. Menurut Prof.Whitehead karena itu alam bukanlah suatu kenyataan statis [fana] dalam ruang hampa yang non-dinamis, tetapi alam adalah suatu susunan peristiwa-peristiwa yang mempunyai sifat suatu arus yang kreatif yang terus menerus dipecah belah oleh fikiran menjadi sejumlah sesuatu yang tidak bergerak, dan dari hubungan timbal-baliknya muncul menjadi pengertian 'ruang' dan 'waktu'.

Bagi Einstein, ruang adalah nyata [real], tetapi relatif bagi si pengamat [observer]. Dan ditegaskan oleh Prof.Nunn, bingkai ruang-waktu itu tidaklah bergantung pada fikiran si pengamat, hal ini tergantung pada titik dari alam benda kepada siapa bendanya itu melekat. Teori relativitas Einstein nampak menimbulkan kesulitan besar, yaitu 'ke-tidak-nyataan' waktu [unreality of time] menjadi dimensi ke 4, dan menganggap masa depan itu sudah ada, seperti halnya masa lampua. [bila sulit memahami ini lihatlah film-film fiksi ilmiah yang dibuat tentang waktu, mis. Time Tunnel atau Back to the Future]. Inilah yang menunjukkan pengertian kebanyakan manusia tentang waktu yang bersifat linier atau garis lurus, dan terbagi menjadi: past [masa lalu]- present[masa sekarang] - future[masa depan], logiskah hal ini?

Sebagai gerak cipta, waktu tidak bebas lagi, kita hanya meninggalkan dan datang menemui mereka, segala macam peristiwa. Orang awam akan sulit memahami hal ini. Waktu yang dimaksud Einstein bukanlah jangka waktu asli [pure duration] dari Bergson, Henri, seorang filsuf Perancis. "Gerak adalah perubahan sebenarnya, adalah hakikat yang pokok", juga bukan waktu beruntun [serial time], waktu ini adalah inti kausalitas seperti yang dinyatakan oleh Kant. Waktu sebagai dimensi ke-4, dari ruang?, bukanlah waktu lagi [Muhammad Iqbal]. Menurut Oupensky, Russia, dalam bukunya 'Tertium Organum', dimensi ke-4 adalah gerak dari badan dimensi 3 ke suatu jurusan yang tidak terkandung di dalam dirinya sendiri, suatu tanggapan ruang yang samar-samar dan ditetapkan atas dasar tubuh psikis kita, bahwa terhadap sesuatu yang berdimensi satu, dua atau tiga, dimensi yang lebih tinggi mestilah selalu kelihatan sebagai urutan dalam waktu. [Bersambung ke...]

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar