Cyberwar menurut Jim Geovedi

Diposting oleh Author on Jumat, 03 Januari 2014



Lagi malas (buntu gagasan), sengaja posting ini dibuat daripada melamun.. xD

Masih ingat perang di dunia maya antara anonymous Indonesia dengan negara tetangga?
Inilah tanggapan seorang hacker handal dan disegani dari negara kita.

(jujur aja ini hasil copas dari tulisan beliau)

Perang siber adalah istilah yang besar dan serius

Apa saja aktivitas dalam sebuah perang siber (cyberwar)? Jika mengikuti teori Carl von Clausewitz tentang perang dan disesuaikan dengan konteks siber dan antar negara, maka ada beberapa hal yang seharusnya terjadi dalam sebuah perang siber:
  • Akan terjadi serangan yang memakan korban, dalam hal ini adalah serangan terhadap sistem komputer yang sangat berbahaya dan menimbulkan jatuhnya korban jiwa. Jika hanya menimbulkan kerugian material, sebuah aksi ekonomi pun bisa menimbulkan kerugian dalam jumlah besar, oleh karena itu kerugian material belum bisa menjadi indikasi terjadinya sebuah perang siber.
  • Sebuah aksi perang siber harus bersifat instrumental (punya tujuan). Dalam konfrontasi militer, satu pihak akan memaksakan pihak yang berseberangan untuk melakukan sesuatu yang tidak mereka inginkan.
  • Perang siber harus bersifat politik. Deklarasi perang adalah mutlak hak istimewa pemimpin negara dan bukan hak anak-anak yang bahkan belum punya hak pilih dalam pemilihan umum di negaranya walaupun mereka meyakini aksi mereka adalah untuk kepentingan negara dan bangsa.
Sampai hari ini, belum satupun serangan siber yang memenuhi persyaratan tersebut. Tidak satu pun. Belum ada seorang manusia yang menjadi korban seketika sebagai akibat serangan siber. Belum ada satu negara pun yang menyatakan perang siber secara resmi. Bahkan belum ada para pelaku penyerangan siber (yang disponsori oleh negara) ke negara lain secara terang-terangan mengakui aksinya.
Catatan: Beberapa rekan menyebut soal Syrian Electronic Army yang sering disebut oleh banyak media sebagai angkatan bersenjata siber negara Syria. Walaupun mereka secara terang-terangan mengakui aksi serangan siber-nya, namun tidak ada ditemukan bukti maupun penjelasan tentang hubungan resmi Syrian Electronic Army dengan pemerintah negara Syria. Tentunya sejarah akan berubah jika saja National Security Agency (Amerika Serikat) atau People’s Liberation Army (China) mengakui secara resmi aksi-aksi serangan siber yang selama ini sering dibahas di media namun sampai saat ini belum dapat dibuktikan siapa pelakunya.

Silahkan baca tanggapan beliau tentang kasus yang telah lalu tersebut di sumber aslinya.

baca terusCyberwar menurut Jim Geovedi